DIRGAHAYU Indonesia 69

Segenap Pemerintahan Desa Suko Mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia 69 Tahun.

Balai Desa Suko

Segala bentuk administrasi, pelayanan umum dan penunjang aktivitas didalam maupun diluar di laksanakan dalam Balai Desa.

Pelantikan DPRD Sidoarjo 2014-2019

Segenap pemerintahan desa suko mengucapkan selamat atas dilantiknya DPRD Sidoarjo periode 2014-2019.

Pemerintahan Desa Suko

Desa suko terdiri dari 4 dusun yang di padati oleh penduduk local dan pendatang.

Peta Desa Suko

Dena Peta Desa Suko Sidoarjo.

Kamis, 28 Agustus 2014

Menanamkan Pendidikan Karakter Bangsa Adala Prioritas


Mendidik karakter adalah bahasan unik, mengapa unik? Karena bahasan ini bisa “lari” kemana-mana bila kita membahas tentang manusia. Dan masalah tentang manusia adalah pekerjaan yang tidak ada habisnya, dari manusia lahir hingga meninggal banyak kejadian ajaib serta memalukan terjadi dalam kehidupannya.

Manusia adalah faktor penting dalam menciptakan kehidupan yang baik. Kehidupan yang baik dan sejahtera itu dapat dibentuk dan diciptakan. Pertanyaannya bagaimana membentuknya?

Bentuklah dari kebiasaan. Sebagai contoh, di Hong Kong kepadatan lalu lintas tidak seruwet di Jakarta, bahkan cenderung sepi dan lenggang. Dengan penduduk sekitar 8,8 juta lalu lintas kendaraan di Hong Kong termasuk lenggang, bahkan hari-hari sibuk juga lenggang. Apa orang hongkong tidak memiliki kendaraan? Tidak, ternyata di Hong Kong ada 2 kehidupan, kehidupan di dunia atas dan dunia bawah. Dunia atas adalah dunia yang saya maksudkan lenggang, tetapi dunia bawah adalah jalur subway atau kereta bawah tanah.

Jelas lebih padat aktifitas transportasi di dunia bawah. Hampir semua penduduk Hong Kong menggunakan fasilitas ini. Walaupun padat, tetapi meraka sangat teratur. Keluar melalui pintu samping kanan dan penumpang masuk melalui pintu samping kiri, rapi dan teratur. Bagaimana ini bisa terjadi?

Ternyata ini adalah proses dari pembiasaan, hal ini sudah di biasakan sejak anak di sekolah dasar, sekolah mengajarkan keteraturan-keteraturan ini sejak usia dini. Mereka dibiasakan untuk melakukan ini, sehingga kelak mereka terbiasa. Para pembaca sekalian, anda tahu berapa waktu yang di butuhkan untuk membentuk karakter seperti ini? Apakah 6 bulan? 1 tahun? Ini butuh proses yang cukup lama dan perlu dibudayakan.

Indonesia memiliki nenek moyang yang ramah tamah dan sangat santun dalam berelasi dengan sesama dan kehidupan kesehariannya. Tetapi mengapa hingga ke belakang (saat ini), nilai itu pudar semua? Australia, suku asli Aborigin, mereka jauh tidak beradap dan jauh lebih brutal dari nenek moyang kita, tetapi kini mereka masuk dalam kategori negara yang sangat teratur dan tingkat kehidupan yang cenderung makmur. Ungkap seorang kawan yang bercerita kepada saya. Teringat juga saya ketika rekan saya lebih tepatnya dosen pembimbing skripsi saya saat pulang dari Australia dan kita bertemu di tahun 2012. Dia bercerita, saat terjadi banjir yang melumpuhkan Brisbane, dosen saya termasuk orang yang beruntung karena dia tinggal di flat yang agak tinggi dan tidak perlu mengungsi. “Orang disana tidak egois, rumah yang masih ada penghuninya saling di datangi, entah mereka kenal apa tidak. Mereka ketok setiap pintu mereka tawarkan bahan makan dan selimut, bertanya apa yang kita butuhkan, mereka saling berbagi dengan mudahnya dan ikhlas”, “apakah itu petugas khusus penanganan bencana yang datang kerumah anda?” tanya saya, “bukan, itu adalah tetangga–tetangga saya yang senasib dengan saya, dan mereka tidak tinggal di pengungsian” merinding saya dengar cerita tersebut. Bagaimana mereka dapat hidup berdampingan seperti itu dan memperlakukan orang lain yang bukan asli Australia seperti itu, tanpa pamrih.

Seandainya kita bisa berlaku seperti negara tetangga kita, indahnya hidup dan kebersamaan ini. Hingga akhirnya saya diberi tahu suatu fakta yang membuat otak saya “kram” sesaat. Ternyata untuk mendidik dan menanamkan sikap seperti di negara tetangga kita itu butuh waktu minimal 16 tahun, secara kontinyu dan konsisten. Dan untuk mendidik anak baca dan tulis serta berhitung tidak lebih dari 6 bulan. Orangtua di Australia, tidak pusing jika anaknya belum bisa baca tulis, karena itu akan dikuasai dalam 6 bulan ke depan, tetapi sikap disiplin dan pembentukan karakter diterapkan sedini mungkin, mereka tahu itu lebih penting dari sekedar baca tulis di usia 3-5 tahun.

Semoga hal ini bermanfaat, dapat membawa pencerahan dan kebaikan bagi negara kita, dan tetap semangat dan majulah pendidikan karakter di Indonesia.

Bagaimana Mengatasi Kecanduan Game Pada Anak


Coba, pernahkah kita bertanya secara spesifik kenapa anak dan remaja bahkan orang dewasa kecanduan game? Mungkin jawaban sederhananya adalah game itu mengasyikan dan seru-seru model permainannya. Sekilas jawabannya baik dan masuk akal. Tetapi yang berkembang belakangan ini game sudah lebih jauh dari sekedar seru dan asyik. Ada apa disana dan kenapa lebih asyik? Karena sekarang disana ada kehidupan dan dunianya sendiri, atau mudahnya ada “alamnya” sendiri.

Kita akan pelajari kenapa anak dan remaja begitu kerajingan sesuatu yang namanya game, dan apa dampak bahaya secara psikologis dan masa depan anak bangsa.

Banyak orangtua mengeluh dan sudah tidak berkutik jika anaknya sudah nyandu yang satu ini. Disatu sisi orangtua juga ada enaknya, pada saat anak mereka main game mereka memilki waktu untuk diri sendiri dan seakan bisa bebas dari tugas dan rutinitas terhadap konsekuensi mengurus tugas anak. Tetapi tahukah bahwa ternyata ada banyak “alam” yang berbahaya di alam game dan itu nikmat bagi anak.

Baiklah kita pahami apa yang terjadi di alam dunia game, di alam ini anda yang bukan siapa-siapa bisa menjadi siapa-siapa. Maksudnya jika anda di dunia nyata anda adalah orang yang biasa, anak yang sekolahnya bermasalah dan kehidupan di dunia nyata bermasalah, bisa berubah total jika anda memainkan peran di alam Game. Misal anak anda yang sekolahnya bermasalah dengan nilai dan sikapnya, bisa saja di alam gamenya dia adalah seorang jagoan yang banyak menolong orang dan kuat serta dihargai. Dan ini bertolak belakang dengan dunia nyatanya bukan? Bahkan di dalam alam game atau dunia gamenya dia adalah seorang raja yang dihormati dan memilii banyak sekali kekayaan dan semua perintah dan keinginannya dapat dituruti.

Anak merasa bukan siapa-siapa di dunia nyata, tetapi dia adalah “Raja” atau orang yang berkuasa di alam gamenya. Dan ini nikmat baginya karena penghargaan dan penerimaan benar-benar dirasakan di alam game tersebut. Sedangkan di dunia nyatanya, dia tidak dihargai dan berbagai label tentang anak yang negatif sudah menumpuk pada dirinya. Mereka yang seakan menjadi pecundang di dunia nyata dan anak yang di “sia-sia”, bisa menjadi juara sejati di alam yang berbeda. Mereka mendapatkan penghargaan dan diterima, di elu-elukan merasa dibutuhkan, diinginkan dan itu semua berbeda dengan dunia yang nyata dalam kehidupannya. Paham bukan? Kenapa anak dan remaja bisa kecanduan game?

Sebagai orangtua atau pemerhati tumbuh kembang anak ada baiknya kita memahami hal ini dan memberikan perlakuan yang berbeda kepada anak kita, terima dia apa adanya dan bantulah agar berprestasi dan buat dia menjadi anak yang luar biasa hebat dalam bidang yang dia sukai. Jika kita tidak mengambil tanggung jawab kita, maka sudah ada yang bisa mengambil alih dan kita tahu itulah game dan berbagai media sejenis yang siap menjadi guru dan pengaruh dalam kehidupannya.

Coba perhatikan, didalam permainan game sekarang ini sudah sangat memperhatikan banyak sisi psiokologis manusia, jelaslah karena pasar mereka adalah manusia. Tetapi yang ingin kita bagikan disini adalah mereka jauh lebih bisa mengerti manusia dari pada manusia sendiri kepada sesama manusia. Contoh, jarang sekali atau bahkan tidak pernah ditemukan di dalam dunia game ada kecaman dan makian saat seorang anak gagal memainkannya, yang ada adalah kata “coba lagi, ingin melanjutkan, dan sejenisnya” bandingkan dalam keseharian seorang anak atau kita orang dewasa, salah baru sekali atau dua kali sudah di cap tidak bisa dan tidak becus. Dan label atau cap tersebut melekat di benak kita dan anak kita yang artinya selamanya, padahal yang kita butuhkan hanyalah latihan dan pembiasaan, karena kita belum tahu dan mengerti. Di game tidak ada aturan seperti itu, mereka jauh lebih mengerti dan sabar daripada kita sesama manusia.

Game juga mengatasi banyak hal dalam kehidupan, beberapa waktu lalu ada seorang rekan yang setiap hari kecanduan game karena kesepian dan sulit berkomunikasi dengan keluarganya. Dia akhirmnya bermain game bertema peternakan yang “mengikatnya”, setiap hari Ipad nya akan mengeluarkan bunyi suara sapi, jika belum diberi makan, dan dia bisa mengangapnya nyata “kasian belum makan sapi-sapiku” dan ada jam-jam tertentu dimana dia harus konsentrasi dengan gamenya tanpa boleh diganggu. Seakan-akan hidupnya seperti seorang profesional yang sibuk namun, hanya memberi makan sapi di gamenya, diceritakan sendiri kesehariannya dan kekonyolannya dengan terbahak-bahak.

Nah, anda sudah tahu permasalahannya, lalu bagaimana mengatasinya? Ada 5 tips yang akan kami bagikan dan bisa anda praktekkan dalam keseharian anda dan anak anda.

    Sediakan waktu dan kebersamaan dengan anak lebih banyak, menemani anak di rumah. Jika Anda sangat sibuk, aturlah sedemikian rupa. Anggap saja anak anda sedang “sakit” dan perlu ditemani.
    Mengembangkan cara berkomunikasi yang lebih enak dan nyambung dengan anak.
    Berusaha memahami kebutuhan anak, termasuk bahasa anak. Menyelami game-game yang dimainkan supaya bisa menjadi pintu masuk anda bicara dengan anak.
    Rencanakan waktu untuk makan bersama dan rekreasi bersama. Saat ngobrol dengan remaja yang enak adalah saat situasi mereka juga enak, saat makan dan santai.
    Jangan bicara apalagi dengan marah-marah kepada anak saat mereka sedang main game. Hal itu justru membuat mereka bertambah terluka. Berusaha bicara dengan menatap anak dengan kasih sayang.

Semoga tulisan dan informasi ini bermanfaat bagi anda dan keluarga tercinta anda. Rebut kembali fungsi utama anda, dan cintai anak dengan sepenuh hati kita.

Anak Pelengkap Derita Orang Tua


Rudi, sebut saja seperti itu. Anak laki-laki pertama dari keluarga tersebut berusia sekitar 9 tahun. Dia sangat bermasalah dengan ketakutannya. Takut sendiri, takut ditinggal, hal ini cukup menganggu dimana usianya sudah masuk kelas 4 SD. Orang tuanya mengeluhkan anak ini tidak bisa di tinggal, selalu ingin ditemani, sang ibu mengeluh, dipikirnya semakin dewasa akan semakin berani, ternyata tidak. Semakin menjadi dan cenderung menyulitkan keseharian aktivitas orang tuanya. Anda pernah merasakan hal ini? Apa yang anda rasakan? Mau marah, jengkel, tetapi ini adalah anak kita, serba salah bukan?

Ping! Ping! BlackBerry saya jam lima pagi sudah dipenuhi kepanikan seorang ibu yang kuatir berat. Dengan mata yang berat, saya melihat ada apa dengan BlackBerry saya, kok pagi begini ada yang “nge-ping”. Isinya darurat, rupanya “mawar foto telanjang”. Separuh jiwa saya rasanya seperti dipukul, bangun belum seutuhnya sudah diberi kabar bahwa anak klien saya berusia 13 tahun sudah foto telanjang.

Orang tuanya berharap saya bisa diajak komunikasi saat itu juga, sambil berjalan keluar dan mengumpulkan kesadaran saya, 10 menit kemudian saya menghubunginya. Diujung sana, tanpa banyak bicara terdengar isak tangis seorang ibu, tidak bisa bicara dan akhirnya telepon diserahkan kepada suaminya, dan suaminya berbicara seputar kejadian yang memalukan tersebut. Ada apa dan kenapa semua ini bisa terjadi? Ingat tidak ada asap tidak mungkin ada api. Asapnya sudah anda ketahui, apinya? Apa sih yang menyebabkan hal ini terjadi? Kita akan belajar bersama tentang hal-hal praktis yang melatarbelakangi kenapa masalah-masalah anak ini terjadi.

Apakah anak dilahirkan untuk menjadi anak seperti ini (bermasalah)? Apakah setiap anak akan menjadi seperti ini? Jawabannya adalah tidak. Banyak sekali orang tua tidak tahu bagaimana memperlakukan dan mendidik anaknya dengan baik dan benar, karena menjadi orang tua tidak ada sekolahnya. Tidak ada sekolahnya tetapi sangat dibutuhkan ilmu menjadi orang tua yang baik, pada awalnya saya juga mengalami fase ini. Menjadi orang tua yang tidak tahu apa-apa, hanya punya 3 jurus jika ada masalah anak. Apa 3 jurus favorite orang tua yang putus asa ini:

    Ancam : “awas ya kalo kamu begitu lagi”, “kamu tidak akan ikut jalan-jalan”, “kamu kalau begitu bukan anak mama” ini adalah hal umum yang sering kita dengar.
    Marah Dengan Teriakan : “dasar BODOH!!”, “PERGI!!”, “KELUAR!!”
    Pukul : langsung pukul tanpa penjelasan yang perlu saya perjelas.

Pertanyaan saya, apakah kita tahu hasilnya jika anak dibesarkan dengan cara seperti ini? Mari kita perjelas satu persatu jika anak yang konsisten dididik dengan cara seperti ini, 10-15 tahun kedepan apa jadinya kehidupannya di masa depan.

1. Anak yang dididik dibawah ancaman

“Kalau kamu tidak mau membersihkan kamarmu, semua mainanmu papa kasih ke orang lain!” anak seperti ini akan belajar hidup meneror, teman bahkan kelak pasangan hidupnya. Karena dia belajar untuk memenuhi kebutuhannya adalah dengan cara mengancam, seperti orang tuanya ingin mendidiknya (karena ketidaktahuannya) dengan baik dan membentuk perilakunya dengan ancaman. Disamping itu anak juga akan belajar melawan yang biasanya bertumbuh sesuai usianya, jika masih kecil melawannya kecil, jika sudah besar maka perlawanan besar.

Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas..; Kalau..; Nanti..; jika ini terus diulangi pada generasi anak kita maka yang terjadi adalah generasi sakit hati, dan generasi peneror. Ini adalah generasi yang akan mewariskan sakit hati dan perilaku meneror pada anak cucu kita dan orang-orang yang dicintainya.

Ada dua akibat penting dari sering mengacam anak. Anak akan belajar berbohong karena ketakutan diancam dan anak akan jadi anak yang penakut, dan sampai besar pun akan membawa sikap-sikap ini. Dan percayalah, pada beberapa kasus klinis yang saya tangani, sampai besar pun anak-anak yang sering diancam tetap akan hidup dalam ancaman. Baik dari rekan kerja, bahkan pasangannya.

Sebenarnya ada alternatif lain selain memberikan ancaman kepada anak. Coba kita perhatikan beberapa diantaranya:

    Ajukan pilihan. “Rapikan kamarmu sekarang supaya waktu menontonmu lebih lama, atau rapikan nanti dan kamu tidak bisa menonton acara favoritmu sama sekali.”
    Beri batasan. “Sepuluh menit lagi mama akan bereskan meja makannya, kalau kamu tidak makan sekarang, kamu bisa makan nanti malam saja.”
    Tetapkan aturan main: apa saja tugas atau kewajiban anak dan konsekuensinya jika ia tidak memenuhinya. Lakukan ini di awal sebelum ada pelanggaran, sehingga anak sudah tahu akibat yang akan ditanggungnya. Jadi, anda tidak lagi perlu mengancam, cukup mengingatkan saja!

2. Dampak dari berteriak kepada anak

Ada sebuah cerita bagus, salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk yang tinggal di sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya di Pasifik Selatan. Nah, penduduk primitif yang tinggal disana punya sebuah kebiasaan yang menarik yakni meneriaki pohon.

Untuk apa hal tersebut dilakukan? Kebisaan ini ternyata mereka lakukan apabila terdapat pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk dipotong dengan kapak. Inilah yang mereka lakukan, dengan tujuannya supaya pohon itu mati. Caranya adalah, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat hingga ke atas pohon itu. Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu. Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh hari. Dan apa yang terjadi kemudian sungguh sangat menakjubkan.

Pohon yang diteriaki itu perlahan-lahan daunnya mulai mengering, ini fakta! Setelah itu dahan-dahannya juga mulai rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan mudah ditumbangkan. Wow, kalau diperhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif ini sungguhlah aneh.

Kita bisa belajar satu hal dari mereka. Mereka telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap makhluk hidup seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut kehilangan rohnya. Akibatnya, dalam waktu singkat, makhluk hidup itu akan mati. Nah, sekarang, yang jelas dan perlu diingat bahwa setiap kali anda berteriak kepada mahkluk hidup tertentu maka berarti anda sedang mematikan rohnya. Pernahkah anda berteriak pada anak anda? Seperti: Ayo cepat! Dasar lelet! Bego banget! Begitu saja tidak bisa! Jangan main-main disini! Berisik!

Minder, takut berbuat salah, harga diri rendah, tertutup, bahkan menjadi pemarah adalah anak yang dibesarkan dengan cara seperti ini. Bentakan bukan solusi, bentakan dan teriakan adalah bentuk ketidakmampuan orang tua dalam menghadapi perilaku anak. Jadi apa solusinya? Belajarlah mengendalikan perilaku anak. Hal apa yang perlu dipelajari?

Pahami kepribadian anak dan bagaimana berkomunikasi, pelajari tehnik mendisiplinkan anak, semuanya ada di website ini.

3. Dampak dari memukul anak

Anak yang sering mendapatkan pukulan karena kemarahan orang tua atas sikap dan perilaku anak, maka anak akan belajar satu hal penting, yaitu jika saya marah maka pukul. Kenapa? Karena dia dibesarkan dan sering melihat orang tuanya yang marah lalu memukul. Dari situ dia belajar, jika marah maka saya akan memukul. Maka jika di sekolah ada anak yang sering memukul bisa jadi anak tersebut sering dipukul di rumah.

Contoh kasus nyata, sewaktu saya menjadi guru beberapa tahun silam. Klien saya sebut saja Dodi. Dodi dibesarkan dengan penuh kekerasan dan kurangnya kasih sayang. Tidak jarang Dodi menerima kekerasan fisik dari ibu dan ayahnya. Setiap hari sang ayah dan ibu bekerja sampai larut, karena pada masa Dodi kecil kehidupan ekonomi keluarga tidak begitu baik. Sehingga sewaktu Dodi kecil, kurang mendapatkan kehangatan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Yang lebih parah sang ibu adalah orang yang cukup tempramen. jika marah pada Dodi, maka dengan mudahnya dia melampiaskan emosi tersebut dengan hukuman fisik (pukul), ini berlangsung sampai Dodi berumur 11 tahun (kelas 5 SD).

Orang tua merasa mencintai Dodi dengan memberikan berbagai fasilitas dan pemenuhan materi semata, tetapi Dodi tidak merasakan cinta yang orang tua berikan. Perasaan sebagai anak yang dicintai oleh orang tuanya tidak ada. Perasaan iri terhadap adiknya terus membayangi Dodi, karena adiknya selalu mendapat perhatian lebih dari orang tuanya, hanya karena sang adik memiliki kesamaan minat dengan sang ayah yaitu otomotif.

Setiap harinya Dodi selalu diantar-jemput kesekolah dengan ayahnya manggunakan mobil. Satu waktu Dodi sempat ke sekolah dan pulang berjalan kaki, jarak dari rumah ke sekolah sekitar 10 kilometer begitu sampai sekolah dia sudah kelelahan, terkadang jika terlambat ,dia masih harus mendapat konsekuensi lagi dari sekolah. Hal ini terjadi selama 2 minggu. Apa yang menyebabkan tidak diantar oleh orang tuanya? Hanya karena dia tidak mau mengambil piring kotor sisa makanan ayahnya di meja makan. Perasaan dendam yang membara kepada sosok ayah ditumbuhkan dengan sengaja oleh seorang ayah yang tidak mengerti kondisi tumbuh kembang anak.

Hingga akhirnya saya dapat kabar dari ibunya, di usia yang masih 14 tahun sang ayah di TKO dengan satu kali pukulan tepat di rahang sebelah kiri oleh Dodi. Ini kisah nyata dan mengenaskan. Anda sudah bisa menjawab bukan kenapa ini terjadi?

Dalam relasi sosial di sekolah, tidak banyak teman yang suka dengan Dodi, karena dia memiliki cara bergaul yang cukup “agresif”, jika bercanda suka memukul dan sentuhan fisik yang menjurus kasar. Tidak jarang perkelahian terjadi berulang kali. Pihak sekolah sudah memberikan banyak macam peringatan, dari panggilan orang tua sampai skorsing selama 2 minggu tetap tidak mampu mengubah perilakunya. Dodi mencari pengakuan untuk dirinya sendiri dengan menjadi orang yang menakutkan di sekolah, lebih tepatnya “preman sekolah”. Menolak dan menentang peraturan sekolah dan guru adalah hal yang sering terjadi dalam kesehariannya di sekolah. Tidak sungkan pula Dodi mengumbar jika dia dewasa nanti kedua orang tuanya akan disiksa, dan dimasukan ke dalam panti jompo.

Sampai tahap ini masihkah anda berpikir bahwa memukul anak adalah solusi mendidik anak yang tepat? Dalam kehidupan kita sehari-hari kita seringkali menjalankan sesuatu karena pengkondisian masa lalu dan tidak pernah kita pertanyakan, sehingga kualitasnya menjadi itu-itu saja. Kita pasrah dengan pengkondisian masa lalu dan menjadi manusia robot. Hal ini terjadi di rumah, di kantor, di sekolah dan di setiap aspek kehidupan kita. Kita seringkali melakukan sesuatu karena memang sudah begitulah kebiasaannya. Bahkan dalam cara berpikir pun hal ini terjadi. “Saya ini sekringnya cepat putus sehingga mudah marah, jadi jangan buat sesuatu yang bisa meledakkan saya” atau “Saya tidak bisa pegang uang, kalau ada uang di tangan pasti cepat habis. Ada saja alasan untuk mengeluarkan uang saat saya pegang uang banyak” adalah beberapa contoh pengkondisian pikiran yang telah menjadi keyakinan dalam diri seseorang. Ada banyak sekali contoh seperti diatas dalam kehidupan kita.

Kita adalah makhluk yang dibentuk oleh segudang pengalaman, seperangkat lingkungan serta pengkondisian masa lalu. Kita bisa melakukan ketiga hal diatas (ancam, teriak, pukul) karena apa? Karena kita dulu mengalami dan melihat. Mendidik anak bagaikan rantai yang tidak putus, jika anda dibesarkan dengan cara dibentak, ya anda akan membentak anak anda, sederhana bukan program itu tertanam dalam benak anda.

Pahami dan resapi makna kata ini, saat seseorang tetap meyakini pengkondisian seperti itu dalam dirinya maka ia tidak berkembang dalam sebuah kesadaran diri. Ia hanyalah sebuah robot masa lalu yang bergerak dimasa sekarang dan tanpa ada perubahan.

Pertanyaan saya, jika anda boleh jujur. Apakah anda senang diperlakukan seperti ketiga hal diatas? Pertanyaan yang sama, apakah anak juga senang diperlakukan hal yang sama? Seperti judulnya Anak Pelengkap Derita Orang Tua, orang tua yang dahulu yang menderita karena dibesarkan dengan cara yang salah, akan meneruskan hal ini karena ketidaktahuan mereka. Kemungkinan juga orang tua seperti ini belum menyelesaikan masalah dengan masa lalunya, dan masih terus menyimpan beberapa kenangan pahit dimasa kecilnya dan terus terbawa hingga masa sekarang. Menderita secara batin, serta terjadi konflik diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Anda kenal dengan orang semacam ini? Saya memiliki seorang kenalan baik yang mengalami hal ini, yaitu diri saya sendiri.

Pada intinya semua orang dewasa (guru) dan orang tua, kita semua ini, memegang peran sebagai role model atau contoh dan panutan untuk anak-anak di sekitar kita, baik itu anak kita sendiri atau bukan. Jadi walaupun secara formal kita bukan guru, tetapi pada intinya kita semua adalah juga guru, seorang pendidik.

Ya, kita semua adalah guru dan orang tua pada saat bersamaan, seorang pendidik untuk siapa saja yang berada di sekitar kita dengan semua tindakan dan kata-kata kita.

Sehingga PENTING sekali bagi kita untuk melakukan hal-hal yang akan mempertahankan bekal sukses penting titipan Tuhan pada anak-anak kita, atau bahkan semakin menguatkan bekal sukses dan kaya tersebut. Kini dijaman yang semakin maju dan modern hendaknya kita mau terbuka dalam pemikiran, dan memahami tumbuh kembang anak dengan baik dan benar agar generasi kedepan semakin baik dan mewariskan hal-hal yang memberdayakan.

Petingkah Masa Orientasi (OSPEK) Bagi Pembentukan Karakter


Sebelum kita bahas bersama, mari satukan ide kita bersama. Apa itu? Ide kenapa kita hidup di dunia ini adalah untuk kebaikan dan cinta. Lakukan yang baik demi orang yang kita cintai, kita paham bumi sedang mengalami kerusakan. Jika kita tanamkan ide inidi kepala kita, maka kita akan melakukan yang terbaik bagi orang yang kita cintai, anak kita.

Kita ingin dia hidup di tempat yang nyaman dan sehat, bukan dikandang (seperti yang diberitakan media massa dan TV, 2 orang anak ditaruh dengan sengaja oleh orang tuanya di kandang). Jika kita penghuni bumi yang waras maka kita tidak akan melakukan itu, justru memikirkan yang baik buat generasi mendatang, apakah anda setuju dengan ide ini? Umumnya setuju, hanya saja pelaksanaannya terkadang kurang dieksekusi dengan baik.

Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus), lagi menjadi perbincangan. Seru dan heboh, setiap tahun belakangan ini memakan korban. Kesannya di Indonesia Ospek kurang baik. Cenderung salah tempat, kenapa ditempat yang berpendidikan diawali dengan sesuatu yang tidak berpendidikan bahkan tidak ada kaitannya. Apa ide baik dari ospek? Katanya pembentukan karakter (dari beberapa sumber yang kami baca), pembentukan karakter dibentuk dari kegiatan fisik yang berat dan melelahkan bahkan tidak diberi minum pada saat sangat membutuhkan, dibentak dan “siksaan ragawi”. Apakah hal ini dapat menimbulkan sakit hati dan ingin balas dendam atau malah merusak harga diri? Bahkan trauma sekolah?

Pembentukan Karakter yang terbentuk adalah karakter Dendam, Marah, Karakter Rendah Diri (harga diri rendah), Karakter Mudah Cemas dan Pesimis (penakut). Jika ada yang terbentuk keberaniannya hanyalah 10% dari populasi, itu pun paling banyak dan beraninya didasari sakit hati atau hal yang tidak sehat, bukan berani yang kesatria, bukankah banyak yang lebih berani mati daripada berani jujur? Banyangkan jika anda ditaruh dikandang singa, apa perasaan anda? Takut. Tetapi tidak semua orang takut, ada beberapa kaum minoritas yang mungkin hanya sedikit orang yang  bisa lepas dari ketakutan dan mengambil langkah cerdas mengatasi ketakutannya dan melangkah keluar dengan gesit dan berani. Bisa jadi orang ini jika ditelusuri dia banyak melewati rintangan hutan jika sekolah waktu smp, tetapi tidak semua anak mengalami hal yang sama bukan?

Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) dari namanya saja dan kepanjangannya seharusnya tidak berubungan dan berujung pada sengsara. Ospek sebenarnya adalah sebuah masa orientasi, masa pengenalan. Pengenalan seseorang di lingkungan yang relatif baru. Seseorang yang masih bingung kanan dan kiri. Seseorang yang butuh orang lain yang telah lebih dulu paham dan mengerti dunia baru yang akan diamasuki itu seperti apa. Dengan konsep “fun and learning”, bukan tugas dengan membawa telur dengan kuning yang terbelah, atau ikan goreng berkepala kucing, atau roti berbahan tepung serta semen, membawa pakaian ala hula-hula, yang laki-laki jadi perempuan dan sebaliknya. Lalu ada yang komentar “ini kreativitas”, kreativitas dalam dunia pendidikan selalu membawa dampak perbaikan hidup, bukan pembodohan hidup.

Kita semua ingin sukses bukan? Apakah ada yang bercita-cita gagal dalam kehidupan ini? Kita sekolah, inginnya sukses dan berhasil di sekolah serta di kehidupan setelah sekolah. Kami akan bagikan sedikit penelitian dari Thomas J. Stanley. Sukses secara umum ukurannya hanya 3. Apa itu? Populer (terkenal), Produktif (menghasilkan dan menciptakan sesuatu) dan Materi (kekayaan). Penuhi salah satu maka anda bisa disebut sukses.

Pada tahun 1999, Thomas J. Stanley melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan materi (uang), hanya orang yang punya kekayaan $1 juta dollar (sekitar 12 miliar rupiah) yang dapat diteliti dan mengikuti penelitian yang diadakan oleh beliau. Penelitian ini diikuti sekitar 800 orang lebih, dan ditemukan faktor pembentuk sukses orang yang meiliki uang sebanyak $1 juta dollar. Ada 30 aspek, tetapi kita akan belajar dari 5 hal saja, kelima hal tersebut adalah:

    Bersikap jujur kepada semua orang
    Mempunyai disiplin yang baik
    Pintar bergaul
    Mempunyai pasangan hidup yang mendukung (dijelaskan lengkap di ebook “Etika Berjatuh Cinta”)
    Bekerja lebih keras daripada orang lain

Ini adalah penjelasan yang mudah, jika anda mau generasi tercinta dibawah kita sukses maka tanamkan kelima hal tersebut. Tidak usah melenceng jauh, bukankah setiap sukses meninggalkan jejak. Tidak perlu mengatasnamakan atau demi “kreativitas” yang ujung-ujungnya hanya pelecehan semata dan merusak harga diri peserta didik. Jika ingin membuat permainan, buatlah permainan yang sehat dan didasarkan pada fondasi suskses yang telah teruji.

Kelak setelah menyelesaikan kehidupan pendidikan mereka di bangku sekolah dan kuliah, mereka akan hidup di satu masa yang berbeda sama sekali dengan dunia mereka sebelumnya, dan mereka umumnya masih harus belajar dan beradaptasi dengan waktu yang cukup panjang, pikirkan itu. Persiapkan mereka setelah mereka selesai di kehidupan pendidikan mereka akan masuk di dunia yang mungkin tidak ada pengenalan seperti di sekolah yang ada masa orientasinya. Adalah baik jika pendidikan menyiapkan itu secara serius dan nyata, walau kita tahu slogan-slogan pendidikan adalah mempersiapkan generasi yang siap di jamannya. Kenyataanya di pertengahan Desember 2013 kami mendapat berita di headline salah satu surat kabar terkenal, bahwa terdapat pengangguran lebih dari 10.000 (yang terdidik) di satu propinsi dimana di propinsi tersebut ada lebih dari 1200 perusahaan. Alasannya adalah karena potensi dan kulaitasnya tidak siap, mengenaskan bukan?

Ada baiknya kita berkaca dari fakta nyata ini, gunakan masa orientasi dan ospek dengan benar, membangun sesuatu yang bermanfaat kelak. Tunjukan bagaimana belajar tentang jujur, disiplin, bersosialisasi dan komitmen terhadap tugas dalam sikap nyata mereka, bukan hanya teori. Mereka perlu merasakan dan melakukan itu. Nah dalam porsi ini gunakan kreativitaskita sebagai pendidik untuk memunculkan perilaku tersebut, inilah kreativitas yang membangun dan memperdayakan peserta didik.

Seandainya rumusan sederhana ini diterapkan di setiap institusi pendidikan di Indonesia, maka generasi kelak yang akan menduduki Indonesia adalah generasi yang berkelimpahan dan generasi yang masyur di mata dunia. Apakah anda memiliki ide yang baik buat mereka yang tercinta? Mulailah dari sekitar, perlakukan setiap orang dengan baik dan itu akan baik bagi generasi mendatang.

Membangun Karakter Sejak Pendidkan Usia Dini


Kawan, jika saya ditanya kapan sih waktu yang tepat untuk menentukan kesuksesan dan keberhasilan seseorang? Maka, jawabnya adalah saat masih usia dini. Benarkah? Baiklah akan saya bagikan sebuah fakta yang telah banyak diteliti oleh para peneliti dunia.

Pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya.

Nah, oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang. Kita sebagai orang tua kadang tidak sadar, sikap kita pada anak justru akan menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder, penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya karakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika dewasa karakter semacam itu akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya. Misalnya, tidak bisa menjadi seorang public speaker gara-gara ia minder atau malu. Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap positif maka resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan. Anda setuju kan?

Banyak yang mengatakan keberhasilan kita ditentukan oleh seberapa jenius otak kita. Semakin kita jenius maka semakin sukses. Semakin kita meraih predikat juara kelas berturut-turut, maka semakin sukseslah kita. Benarkah demikian? Eit tunggu dulu!

Saya sendiri kurang setuju dengan anggapan tersebut. Fakta membuktikan, banyak orang sukses justru tidak mendapatkan prestasi gemilang di sekolahnya, mereka tidak mendapatkan juara kelas atau menduduki posisi teratas di sekolahnya. Mengapa demikian? Karena sebenarnya kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan otak kita saja. Namun kesuksesan ternyata lebih dominan ditentukan oleh kecakapan membangung hubungan emosional  kita dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Selain itu, yang tidak boleh ditinggalkan adalah hubungan spiritual kita dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Tahukah anda bahwa kecakapan membangun hubungan dengan tiga pilar (diri sendiri, sosial, dan Tuhan) tersebut merupakan karakter-karakter yang dimiliki orang-orang sukses. Dan, saya beritahukan pada anda bahwa karakter tidak sepenuhnya bawaan sejak lahir. Karakter semacam itu bisa dibentuk. Wow, Benarkah? Saya katakan Benar! Dan pada saat anak berusia dini-lah terbentuk karakter-karakter itu. Seperti yang kita bahas tadi, bahwa usia dini adalah masa perkembangan karakter fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk. Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku kita sebagai orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembang mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya, dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif dan sukses.

Lalu, bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?

Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.

Nah, sekarang kita memahami mengapa membangun pendidikan karakter anak sejak usia dini itu penting. Usia dini adalah usia emas, maka manfaatkan usia emas itu sebaik-baiknya.

Rabu, 20 Agustus 2014

Krisis Energi Mengancam, Siapkan Kincir Penghasil Listrik


KOTA (Sidoarjonews)-Pemkab Sidoarjo berupaya menghadapi ancaman krisis energi baik Bahan Bakar Minyak (BBM) maupun energi listrik. Salah satunya dengan menciptakan Pembangkit Listrik Tenaga Hybird (PLTH) yang kini tengah diujicoba dan didesain oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan EDSM Sidoarjo.

Kincir penghasil listrik yang ditopang dari tenaga sinar matahari dan angin itu saat ini dipasang di halaman kantor Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan EDSM Sidoarjo. “Kincir listrik bisa dipasang di desa-desa terpencil yang belum terjamah aliran listrik,” ucap Bupati Sidoarjo H Saiful Ilah kala meninjau kincir listrik itu, Senin (21/10/2013).

Kata Saiful, jika hasil uji coba baik, maka tidak menutup kemungkinan kincir listrik itu akan diproduksi dalam jumlah banyak dan didanai APBD. Dia menyambut baik terobosan yang dilakukan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan EDSM Sidoarjo. “Bagus, bisa jadi terobosan untuk mengatasi krisis energi,” tandasnya di depan Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan EDSM Sidoarjo Fenny Apridawati.

Anggota DPRD Baru Dilantik



KOTA(sidoarjonews) – Sebanyak 50 anggota DPRD Sidoarjo hasil pemilihan legislatif 9 april resmi dilantik di ruang paripurna DPRD Sidoarjo,Kamis (21/08/2014).

Sebagian anggota DPRD periode 2014-2019 tersebut merupakan wajah lama  anggota DPRD periode sebelumnya seperti Emir Firdaus,Isa Hasanudin ,Tarkit endriarto dan lainnya.

Sekertariat DPRD , Endang sutjiati mengapresiasi dukungan berbagai fihak atas acara pelantikan yang menurutnya berjalan khidmat.

“Terima kasih, dukungannya atas pelantikan anggota DPRD periode 2014-2019 ini hingga berjalan lancar dan khidmat,” ungkapnya usai acara pelantikan.

Sementara itu, terkait bursa pimpinan DPRD  yang terdiri dari 1 ketua dan 3 wakil ketua mengerucut nama nama seperti Sullamul Hadi Nurmawan dari PKB untuk ketua DPRD, Imam Supi’i ,H.Rifai dan Khulaim junaidi yang akan mengisi wakil ketua dari PDI-P,Gerindra dan PAN. (SN1/ED1)

PMII Serukan DPRD Bukan Jadi Sarang Korupsi


Kota (sidoarjonews) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam pergerakan mahasiswa islam Indonesia (PMII) cabang sidoarjo berdemonstrasi serukan agar DPRD tidak jadi sarang korupsi,kamis(21/08/2014).

Demonstrasi yang bertepatan dengan acara pelantikan anggota DPRD Sidoarjo periode 2014-2019 dijaga ketat aparat dan tidak diperbolehkan mendekati gedung DPRD.

Yel yel dan nyanyian mengiringi demonstrasi yang berusaha untuk mendekati gedung DPRD .

” Momentum pelantikan Anggota DPRD ini,kita menyerukan DPRD tidak boleh menjadi sarang korupsi dan harus mengabdi pada kepentingan rakyat,” seru Anwari korlap demonstrasi ini.

Karena tak diperbolehkan mendekati gedung DPRD,massa PMII akhirnya melakukan doa bersama dan dilanjutkan membakar perangkat demonstrasi yang dijaga aparat kepolisian dengan ketat ini,

“Kalau polisi tidak mengijinkan kita menyampaikan aspirasi di depan gedung, kita bakar saja semua tulisan dan spanduk ini,” ungkap  Anwari.(SN1/ED1).

Mengenang Kyai Hasan Mukmin Pejuang Dari Gedangan Sidoarjo



Sidoarjonews  -Sebuah Kisah Perlawanan Fisik yang paling terkenal dalam melawan pemaksaan penanaman tanaman palawija dan tebu oleh Belanda di Sidoarjo adalah jihad di Gedangan yang dipimpin oleh Kiai Hasan Mukmin. Sebab-sebab pemberontakan berakar dari gerakan agama yang berbasis masyarakat tani. Karenanya tipikal gerakan itu menjadikan permasalahan petani sebagai isu sentral. Gerakan ini mengalami radikalisasi ketika Belanda memaksakan peraturan yang ketat mengenai efektifitas produksi pertanian.

Tanam Paksa yang diterapkan Pemerintah Belanda  tahun 1903 , mengubah banyak tanah pertanian di Sidoarjo. Peraturan itu adalah penanaman paksa palawija yang berupa jagung dan ubi kayu. Selain itu juga dipaksakannya pemakaian weluku (bajak) model Hindu. Sementara di industri gula, Belanda menentukan secara sepihak harga sewa tanah sawah untuk ditanami tebu. Belanda juga memaksa petani menjadi tanaga kerja di pabrik-pabrik gula pada waktu masa giling. Semetara kebutuhan utama petani, irigasi, berjalan dengan pembagian yang buruk.

Selain konsidi masyarakat yang semakin menderita dan kurang pangan , beliau menilai tanam paksa ini melanggar hak hak masyarakat dan tidak sesuai dengan ajaran agama yang dianut sehingga pemerintah Belanda di nilai berlaku Dzolim pada masyarakat sehingga wajib dimusuh juga Keyakinan akan ajaran membela negaranya merupakan bagian dari Iman.

Melihat hal tersebut Kyai Hasan Mukminyang merupakan putra seorang ulama di Yogyakarta yang menjadi guru tarekat Qadiriyah-Naqsyabandia di Samentara . Pengikut kumpulan tarekat ini sangat besar, selain Sidoarjo, anggotanya juga berasal dari Mojokerto dan Jombang. Hal ini membuat KH Hasan Mukmin yang perna belajar di di Kairo, tetapi tidak sampai tamat karena ayahnya meninggal dunia,  mampu menggerakan  jamaah Tharekat Qodiriyah Naqsabandiyah dan seluruh Santrinya yang didomisili di daerah sekitar gedangan, Samentara,Taman dan Damarsi untuk memberontak kepada pemerintahan penjajah Belanda.

Menurut rencana semula, pemberontakkan tersebutakan dilaksanankan pada hari Minggu 29 Mei atau Ahad Legi 14 Maulud, kemudian diajukan pada hari Jumat  tanggal 27 Mei  1903, bertepatan dengan Grebeg Maulud, yaitu perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Konsentrasi masa yang ada di Keboan Pasar (Keboan Sikep), membuat Wedono Gedangan melaporkan ke pihak kepolisian sehingga ada persiapan penumpasan.

Singkat cerita, Laskar Jamaah Tharekat dan Santri Kyai Hasan Mukmin yang kurang lebih berjumlah 100 – 300 orang tersebut akhirnya bertempur sengit dengan pasukan Bupati Sidoarjo bentukan Pemerintah Hindia Belanda.

Sehelai bendera berwarna putih-biru-putih sebagai symbol dari kemandulan, kepiluan dan kefanaan. Sebagai symbol lain pemberontakan, mereka meyelempangkan Klaras (daun Pisang kering) seraya berdzikir. Kemudian seorang pembicara membakar semangat pemberontak dengan mendakwahkan konsep Jihad (perang suci).

Pertempuran yang tidak seimbang tersebut berakhir singkat, dan dalam kondisi kocar kacir pemberontak melarikan diri untuk menghindari Pembantaian dari pasukan pemerintah Hindia Belanda. Dalam pertempuran itu Bupati Sidoarjo Bentukan Hindia Belanda menderita luka-luka dan 40 Pasukan Tewas dan 60 Pasukan Luka parah.

Sedangkan kondisi pada pihak Laskar Tharekat dan Santri yang di Cap Sebagai pemberontak ada beberapa versi , salah satu versi mengatakan tidak ada yang mati karena Ma’unah Allah Swt mereka Kebal Senjata Tajam maupun Peluru. Namun mereka harus menyerah kepada Belanda karena apabila tidak menyerah maka Anggota Keluarga mereka akan dibunuh semua.

Akhirnya merekapun menyerah dan ditangkap pasukan Belanda. Kyai Hasan Mukmin pun juga di kabarkan tewas terbunuh, karena menolak untuk di suruh menyerah. Adapun Jumlah Laskar yang ditawan yang akhirnya di hukum mati ada 83 orang, Sementara Itu Kyai Hasan Mukmin dengan 17 orang Santri yang tidak mau menyerah kepada Belanda, memilih melarikan diri ke Gunung Penanggungan untuk kembali menyusun Strategi serta membangun Laskar yang lebih besar dan lebih kuat.

Versi lainnya ada 30 orang meninggal dunia dan puluhan tertangkap dan KH Hasan Mukmin terluka dan kerumahnya. tentara Belanda menyerbu ke rumah KH Hasan Mukmin dan membakar rumahnya, KH Hasan Mukmin ikut meninggal di rumah yang terbakar.

Mana yang benar Allahhualam.

Ada kisah yang mengatakan adanya kemunculan kembali Kyai Hasan Mukmin adalah ketika Pemimpin Besar Nahdlatul Ulama’ Hadratus Syech KH.Hasyim Asy’ari dipenjara karena Menolak Perintah Tunduk pada Penjajah Jepang dan memberikan Fatwa Haram terhadap tindakan Saikere  (Sikap Membungkukkan Badan Sembilan Puluh Derajat Menghadap Ke Arah Tokyo untuk Menghormat Tenno Heika,Raja Jepang).

Terlebih lagi setelah di serukannya“Resolusi Jihad” Oleh Hadratus Syech KH.Hasyim Asy’ari. Resolusi Jihadmerupakan hasil pertemuan ribuan kiai dan santri se-Jawa dan Madura yang dipimpin Hadrotus Syech KH.Hasyim Asyari, Rais Akbar NU di Surabaya pada 21-22Oktober 1945.

Akhirnya, Terjadilah Perang Dahsyat Merebut Kemerdekaan di Seluruh Penjuru Tanah Air Dengan Sebuah Momentum Yang Hingga Kini Selalu Kita Kenang Sebagai Hari Pahlawan Yaitu Tanggal 10 November 1945 yang di Motori Oleh Arek-arek Suroboyo dengan OrasiPembakar Semangat Jihad“Rawe-rawe Rantas Malang-malang Tuntas”dariSeorang Pemuda Bernama Sutomo/ Biasa Dikenal dengan Bung Tomo.

Sementara itu Kyai Hasan Mukmin yang tidak berusia muda lagi, karena sudah berusia 89 Tahun tapi masih memiliki semangat Jihad yang tak kalah Dahsyatnya dengan Orasi Pembakar Semangat dari Bung Tomo.

Kyai Hasan Mukmin membentuk Sebuah Laskar Baru Bernama Laskar Suro Diro Joyo Jayaningrat. Hal Tersebut Berlandaskan Sebuah Filosofi Jawa:

SURO DIRO JOYO JAYANINGRAT LEBUR DHENING PANGASTUTI. Artinya:

Semua Keberanian, Kekuatan, Kejayaan, dan Kemewahanyang ada di dalam diri manusia akan dikalahkan oleh Kebijaksanaan, KasihSayang, dan Kebaikan yang ada di sisi lain dari manusia itu sendiri.

Demikianlah Semangat Jihad Fii Sabilillah Seorang Ulama’ yang juga Pahlawan Kemerdekaan Asal Sidoarjo yang tak kenal lelah memperjuangkan Nasib Umat, Bangsa dan Negara menuju Tatanan Negera yang Baldatun,Thoyyibatun, Wa Robbun Ghofur.

Beliau “Kyai Hasan Mukmin”  Gugur sebagai Syuhada’/ Pahlawan pada Hari Jum’at Legi Tanggal 8 Februari 1946Masehi / 3 Rabi’ul ‘Awal 1367 Hijriyah.

Adapun Makam Beliau hingga sekarang di temukan banyak versi, ada yang mengatakan beliau di makamkan di Wilayah Kecamatan Krian, Gedangan, Sidoarjo Kota dan terakhir makam beliau ditemukan Di Desa Balungdowo Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Beliau Berada dalam Satu Komplek Makam Dengan Leluhur Beliau yaitu: “Sayid Suro Sulaiman/ Sayid Syarif Abdur RohmanBin Sayid Syarif Sulaiman Sultan Baghdad/ Ki Ageng Suropati”

Bagaimana makam 1 orang bisa banyak versi, hal ini dimungkinan banyaknya santri santri yang tertangkap dan dieksekusi memngaku sebagao KH Hasan Mukmin sebagai bentuk perlindungan terhadap gurunya. Makam mana yang benar perlu di telesik lebih jauh.

Naskah dari : seputarmalang.com by Ustadz. Mukh. Musryfin, S.Pd dan, wikipeda, dan pusaka jawatimur

sumber ; di copy dari FB Sidoarjo Tempoe doloe dengan judul : “Kyai Hasan Mukmin, asal Gedangan Sidoarjo salah satu tokoh dibalik layar bergeraknya Mujahidhin di pertempuran 10 Nopember 1945″

Senin, 18 Agustus 2014

Standar Operasioanal Pelayanan (SOP) Desa Suko

        Sesuai dalam visinya desa suko kecamatan sidoarjo mengutamakan pelayanan dengan sebaik mungkin. Agar dalam kebutuhan melayani dalam pelayanan umum masyarakat bisa berjalan dengan baik, maka harus melengkapi persyaratan /berkas yang harus dibawah oleh pemohon.Untuk itu sedikit kami sajikan beberapa informasi tentang SOP yang harus terlebih dahulu dilengkapi oleh semua pemohon agar sama-sama saling membantu antara pemohon dan yang melayani bisa berjalan dengan lancar seperti apa yang diharapkan oleh pemohon.Kendati demikian

Standar Operasioanal Pelayanan (SOP) yang ada di Desa Suko sebagai berikut ;

1.Syarat Pembuatan Kartu Tanda Penduduk (E-KTP / KTP);
   * Membawa Surat Pengantar dari RT/RW setempat
   * Membawa KTP asli
   * Bagi yang pemula, cukup membawa Foto copi KSK
   * Membawa Pas Foto Ukuran 3x4 (2) Lembar
   * Mengisi data dan menandatangani blangko model F-1.07

2.Syarat Pembuatan Kartu Susunan Keluarga (KSK)Penambahan Anggota Keluarga ;
   * Membawa Surat Pengantar dari RT/RW
   * Membawa foto copi KSK lama
   * Membawa surat keterangan kelahiran dari Bidan atau Dokter

3.Syarat Pembuatan Kartu Susunan Keluarga (KSK) Penambahan Anggota dari Pindahan/ Tempat lain;
   * Membawa Surat Pengantar dari RT/RW
   * Membawa foto copi KSK lama
   * Membawa Surat Keterangan Pindah Tempat/Datang dari alamat asal

 4.Syarat Pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) ;
   * Membawa Surat Pengantar dari RT/RW
   * Membawa foto copi KSK 1(satu lembar)
   * Membawa Pas foto berwarna ukuran 4x3 (2 lembar)

Minggu, 17 Agustus 2014

Sambut Dirgahayu Kemerdakaan RI, Bersih-Bersih Monumen Perjuangan

SIDOARJO-Menyongsong Dirgahayu kemerdekaan Republik Indonesia ke 69 pada 17 Agustus 2014 lusa, Pemkab Sidoarjo dalam haa ini Dinas kebersihan dan pertamanan (DKP), menggandeng Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Sidoarjo,Forwas, Pramuka dan komunitas punk, melakukan acara baksos bersih-bersih monumen pejuang di beberapa titik di Sidoarjo.

Salah satunya, bersih-bersih di monumen Tentara Sukarela Pembela Tanah Air H.R Mohammad Mangoendiprodjo, di bawah jembatan layang Buduran Jumat (15/8/2014).

Di sini, mereka terlihat giat melakukan bersih-bersih dan pengecatan trotoar jalan yang sudah luntur, monumen di taman kota yang jadi sasaran titik Baksos dari pemuda untuk Indonesia.

Menurut Ketua KNPI Kab Sidoarjo Ari Suyono, pihaknya sengaja mengajak para pemuda untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan, keindahan kota dan lainnya.

“Dan mereka juga peduli dengan program baksos ini,” ucapnya.

Soal dilakukan pengecatan dan bersih-bersih di taman kota yang berdiri monumen pahlawan dan gedung juang, ini sebagai pengingat dan mengingatkan atas besarnya perjuangan para pahlawan untuk NKRI.

“Kita sebagai generasi muda dan penerus anak bangsa, harus bisa ikut mewujudkan cita-cita bangsa. Baksos yang ada ini, juga untuk mensuport kegiatan Pemkab Sidoarjo dalam mempercantik Kota Sidoarjo,” jelasnya.

Sementara Kadin Kebersihan dan Pertamanan Kab Sidoarjo Bahrul Amig, mengapresiasi semangatn tinggi para pemuda dalam ikut kepedulian untuk bangsa.

“Kegiatan cinta tanah air dengan skala yang besar atau lebih menyentuh beberapa tempat, juga bisa diagendakan, dan kami dari DKP akan selalu mendukungnya,” terang Amig.

Sumber : (Abidin/bagus - kabarsidoarjo.com)

Warga Jabon Terima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

JABON - Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia, memberikan bantuan stimulan perumahan Swadaya kepada masyarakat kurang mampu di Kabupaten Sidoarjo.

Sebanyak 80 unit rumah di Desa Kedung Pandan Jabon, dibantu dalam peningkatan kualitas rumah tidak layak huni.

Setiap unit rumah dengan kategori kerusakan sedang dibantu dana sebesar  Rp 7,5 juta oleh kementerian Perumahan Rakyat R.I.

Secara simbolis Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah SH,M.Hum menyerahkan bantuan Stimulan Perumahan Swadaya tersebut di Balai Desa Kedung Pandan Kecamatan Jabon, Sabtu (16/8/2014).

Asisten Deputi Bidang Perumahan Swadaya kementerian Perumahan Rakyat serta Pejabat Pembuat komitmen Wilayah jawa bagian Timur dan Bali Drs. Agusny Gunawan MM hadir dalam penyerahan tersebut.

Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah menyampaikan terimakasihnya atas bantuan program dari kementerian Perumahan Rakyat tersebut.

“Bantuan tersebut sangatlah bermanfaat bagi pembangunan Kabupaten Sidoarjo, dalam upaya mengurangi jumlah rumah yang tidak layak huni,” tutur bupati.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Sidoarjo juga berpesan kepada warga penerima, untuk memanfaatkan dana bantuan yang diterima melalui buku tabungan dengan sebaik-baiknya.

“Gunakan bantuan ini hanya untuk merehab rumah,” ujar bupati.

Bupati juga menyampaikan, bahwa bantuan Stimulan Perumahan Swadaya adalah kali kedua diterima oleh Kabupaten Sidoarjo.

Bantuan dari kementerian Perumahan Rakyat R.I tersebut pertama kali diterima oleh kabupaten Sidoarjo tahun 2013 lalu.
Sumber : (Abidin - kabarsidoarjo.com )

Gelar Upacara Kemerdekaan, Warga Bluru Kenakan Topeng Capres

SIDOARJO - Memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 69, Warga Desa Bluru Kecamatan Kota Sidoarjo mengadakan upacara bendera di Jalan raya Kemiri Desa Bluru, Minggu (17/8/2014).

Dalam upacara bendera itu, warga yang menjadi peserta upacara mengenakan baju “ala “ jaman dahulu.

 Uniknya, pada upacara yang jadi agenda tahunan warga ini menggunaka Tema“ Masyarakat Bingung, Siapa Presidennya”.

Tema itu dipilih lantaran masih belum pastinya siapa pemimpin Republik Indonesia ini, meski KPU sudah menetapkan Pasangan Jokowidodo dan Jusuf Kalla menang dalam Pilpres.

“Rakyate bingung, onok seng ngaku menang. Padahal wes diumumno KPU seng menang sopo” ujar Suyitno warga desa yang menjadi Inspektur upacara itu.

Untuk itu, Suyitno yang juga sebagai rakyat Republik Indonesia meminta kepada para elite politik yang ada di pemerintahan atau diluar pemerintahan agar tidak membuat rakyat kecil bingung.

Dia juga meminta, semua pasangan calon presiden yang bertarung dalam Pilpres 2014 lalu agar menaati hasil keputusan yang telah ditetapkan.

“Wes to, dihormati ae keputusane iku. Nek menang ojok bangga, nek kalah yo kudu legowo. Kita ini rakyat kecil sudah tertib “ ungkapnya disambut dengan teriakan Indonesia MERDEKA….MERDEKA oleh peserta Upacara.

Setelah amanat dari Inspektur Upacara, muncul dua warga yang mengenakan topeng bergambar Joko widodo dan Prabowo. Kedua warga itu membacakan naskah teks proklamasi bersama-sama.

Pembacaan naskah proklamasi dengan symbol Jokowidodo dan Prabowo itu dengan maksud siappun presidennya nanti rakyat Indonesia akan mendukung.

Dalam upacara tersebut, Peserta upacara juga menyanyikan lagu Syukur dan Padamu negeri.

Di akhir upacara, ada aksi teaterikal tentang susahnya pejuang kala dulu merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajah.
Sumber : (kabarsidoarjo.com)

Kamis, 14 Agustus 2014

Pemerintahan Desa Suko Sidoarjo: Pengedar Sabu - Sabu Dibekuk

Pemerintahan Desa Suko Sidoarjo: Pengedar Sabu - Sabu Dibekuk: WARU  Unit Reskrim Polsek Waru menangkap dua orang pengguna dan pengedar sabu-sabu. Kedua orang itu DA (31) dusun Balongpoh Desa Kedung Rejo...

Denah Peta Pemerintahan Desa Suko Sidoarjo


Struktur Perangkat Desa Suko




KEPALA DUSUN DESA SUKO


Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia Tanggulangin Gelar Pameran di Jakarta


Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) yang berada di kompleks  pasar wisata Tanggulangin menggelar pameran di Jakarta. Pameran yang dilakukan BPIPI ini digelar dengan menghadirkan para mitra binaan BPIPI selama ini,Selasa (12/8/2014).

sebagaimana diketahui,ekspor sepatu Indonesia mampu memenuhi sekitar 3% kebutuhan pasar dunia. Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian nilai ekspor sepatu 2013 adalah sebesar US$ 3,86 miliar. Catatan ini bertumbuh 7,22% dari tahun 2012.

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengatakan bahwa industri alas kaki tumbuh seiring dengan perkembangan ekonomi Indonesia.

“Selain nilai ekspor yang cukup besar, surplus ekspor industri alas kaki selama 5 tahun terakhir rata-rata mencapai US$ 2 miliar,” ujar Euis pada pembukaan pameran hasil karya alumni dan mitra Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI).

Pameran tersebut diselenggarakan selama empat hari yaitu, 12 Agustus – 15 Agustu 2014 di Plasa Pameran Kementerian Perindustrian.

Pameran bertema “Sepatu Karya Indonesia untuk Dunia” ini mengangkat dua isu utama, yaitu tantangan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan alas kaki sebagai industri kreatif.(